Filsafat itu lebih mengarah kepada kreatifitas, Berfilsafat bukanlah menghafal, tetapi berpikir. Cara membentuk skema filsafat di otak adalah dengan merangkai pilar-pilar filsafat dan menghubungkan komponen-komponen filsafat itu sendiri. Implementasinya adalah dengan banyak membaca. Tujuan dari filsafat adalah untuk mengetahui ruang dan waktunya. Supaya mampu mengetahui ruang dan waktunya, maka harus banyak membaca dan membaca, yaitu membaca secara dalam sedalamnya dan luas seluasnya.
Hidup itu adalah mengisi antara vatal dan vital. Jadi, komponen dari hidup itu ada dua, yaitu vatal dan vital. Vatal adalah nasib, baik nasib yang dipikirkan, maupun nasib yang tidak perlu dipikirkan. Vital adalah ikhtiar, jadi jatuhnya vatal adalah setelah vital, sedangkan ketika kita ditakdirkan untuk berikhtiar itulah yang disebut "meta".
Dalam urusan dunia tidak ada "subjek" sama dengan "predikat", sehingga manusia di dunia ini bersifat kontadiksi. Kontradiksi filsafat adalah tidak sama dengan kontradiksi dalam matematika, oleh karena itu konsisten antara pikiran dan perbuatan adalah tidak mungkin terjadi di dunia ini.
Objek dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Sesuatu yang sekarang dikatakan dan dipikirkan oleh orang lain adalah yang mungkin ada bagi diri kita. Sedangkan hidup adalah mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Caranya adalah dengan bergaul dan berinteraksi. Hubungan antara yang ada dengan yang mungkin ada adalah yang mungkin ada masih bisa diadakan.
Dalam hidup ini terdapat banyak sekali (tak terhingga) hal yang dapat kita mengerti, tetapi tidak dapat mendefinisikan. Inilah yang dinamakan dengan "Pengertian Intuitif". Dalam hidup ini hanya sedikit hal yang dapat kita mengerti hanya melalui definisi. Inilah yang dinamakan "Pengertian Formal". Orang yang 100% mengandalkan pengertian formalnya, maka orang tersebut akan kehilangan intuisinya, maka hidupnya sama saja dengan sebuah robot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar