Cari Blog Ini

Rabu, 01 Oktober 2014

Menembus Ruang dan Waktu dengan Berfilsafat

Setiap yang ada dan yang mungkin ada punya filsafatnya masing-masing, sehingga sangat diperlukan untuk belajar filsafat. Dalam memahami ilmu diperlukan chemestry, ketika memahami ilmu tanpa chemistry diibaratkan batu ketemu batu, artinya sama-sama bersifat keras. Dalam konteks hubungan dosen dengan mahasiswa dosen diumpamakan batu besar dan mahasiswa diumpanakan sebagai batu kecil, atau bisa juga diumpamakan bahwa dosen sebagai martil (memiliki sifat keras), sedangkan mahasiswa sebagai batunya. Fungsi dari martil ini adalah untuk memecahkan batu tadi menjadi bagian-bagian kecil, sehingga dari batu yang besar menjadi kerikil, selanjutnya menjadi pasir, dari pasir menjadi debu, dari debu menjadi udara, sehingga ketika sudah menjadi udara maka bisa dengan muda memposisikan diri untuk memahami suatu ilmu.

Belajar filsafat bukan sekedar belajar formalnya saja, tetapi yang lebih penting adalah membangun chemistry antara orang yang mempelajari filsafat dengan ilmu filsafatnya itu sendiri. Objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Metodenya adalah metode dengan dalam sedalamnya (intensif) dan luas seluasnya (ekstensif), tetapi dibatasi oleh etik dan estetika. Tidak semua hal pantas dan bisa dipikirkan, yang dipikirkan tidak semua hal dapat diucapkan, dan yang diucapkan tidak semua hal dapat ditulis, atau dapat digambarkan melalui bagan berikut :

                 (level terendah)tindakanàtulisan àucapanàpikiranàspiritual(level tertinggi)

Namun yang perlu dicermati adalah bahwasanya sehebat-hebat pikiran tetap tidak akan bisa memikirkan yang namanya perasaan, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan perasaan dianggap misteri.

Bahasa filsafat menggunakan bahasa analog, ciri-ciri dari bahasa analog ini adalah mampu menembus ruang dan waktu. Contoh kata “cinta”, bisa bermakna cinta orang tua kepada anaknya, berbeda ruang bisa bermakna cinta antar remaja, berbeda ruang lagi bisa bermakna cinta kakak dan adik, berbeda ruang lagi bisa bermakna cinta antara pejabat dan rakyat, berbeda ruang lagi bisa cinta antara umat kepada Tuhannya, dll. Resep belajar filsafat adalah baca dan terus mebaca secara dalam sedalamnya dan luas seluasnya. Dalam menjawab pertanyaan filsafat tidak boleh sembarangan, tetapi harus menggunakan referensi. Berfilsafat yang baik berarti juga mampu menembus ruang dan waktu, maka sebenar-benar hidup adalah menembus ruang dan waktu.

Menurut Imanuel Kant yang namanya ilmu adalah bersatunya langit dan bumi, langit itu pikiran dan bumi adalah pengalaman. Jadi antara pikiran dan pengalaman harus bersatu dalam rangka mencapai ilmu. Ketika hanya berpikir tanpa dipraktekkan, maka hidup akan terancam kosong (empty), sebaliknya jika hanya memiliki pengalaman saja tanpa adanya proses untuk merenung ataupun berpikir, maka pengetahuan akan seperti pengetahuan seekor kucing, artinya pengalaman yang sudah di dapat tersebut tidak dapat direfleksikan.

Tidak ada komentar: